DBWNEWS - Mulai 18 April 2011, Ujian Nasional untuk siswa SMA agar bisa lulus diadakan di Indonesia. Di Jakarta sendiri sebanyak 122.139 siswa sekolah menengah yang terdaftar sebagai siswa untuk mengambil ujian. 53.937 berasal dari sekolah tinggi reguler, 4679 terdaftar sebagai siswa sekolah-sekolah Islam, 63.382 berasal dari sekolah kejuruan dan sekitar 141 dari sekolah khusus.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, masalah utama di sekitar ujian nasional adalah masalah kecurangan dan kebocoran jawaban. Ujian nasional adalah menentukan "hidup" mahasiswa apakah mereka bisa lulus atau tinggal satu tahun lagi di sekolah. Tingkat stres yang cukup tinggi dan dicatat bahwa banyak siswa melakukan beberapa siswa bahkan mengambil tindakan konyol untuk lulus ujian. Selain itu, persentase siswa lulus dan kelulusan ujian nasional akan menjadi prestasi bagi sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa tahun yang lalu di beberapa sekolah ada ditemukan kecurangan kelompok yang terdiri dari guru dan siswa. Para guru mencoba untuk mengirim o jawaban ujian kepada siswa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, masalah utama di sekitar ujian nasional adalah masalah kecurangan dan kebocoran jawaban. Ujian nasional adalah menentukan "hidup" mahasiswa apakah mereka bisa lulus atau tinggal satu tahun lagi di sekolah. Tingkat stres yang cukup tinggi dan dicatat bahwa banyak siswa melakukan beberapa siswa bahkan mengambil tindakan konyol untuk lulus ujian. Selain itu, persentase siswa lulus dan kelulusan ujian nasional akan menjadi prestasi bagi sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa tahun yang lalu di beberapa sekolah ada ditemukan kecurangan kelompok yang terdiri dari guru dan siswa. Para guru mencoba untuk mengirim o jawaban ujian kepada siswa.
Karena situasi di atas, Departemen Pendidikan Nasional mulai bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk menjaga "keamanan" dari ujian nasional. Bersenjata penjaga ditempatkan untuk menjaga bahan ujian dan selama ujian, pengawas independen ditempatkan di seluruh sekolah. Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo menjelaskan kebijakannya adalah bagian dari kolaborasi erat dengan Dewan Pendidikan Kabupaten.
Di tengah surveilans berat dan dipantau publik, seorang mahasiswa dari SMA (High School) 13, di Jakarta Utara menjelaskan hampir tidak mungkin untuk menipu karena ada lima set pertanyaan yang berbeda terdistribusi, oleh karena itu siswa tidak akan mampu untuk menipu dari siswa lainnya dekat. Kemudian, hanya jawaban; mempersiapkan diri dengan belajar sebelum ujian.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah komentar disini, komentar sobat sangat berarti bagi saya. Tinggalkan pesan di Link Exchange untuk sobat yang mau bertukar link.